Ungkap Kasus Penyalahgunaan BBM Bersubsidi, Polres Bogor Amankan Dua Orang Pelaku

Home

Headline

Lekat Azadi

Published Jul 5, 2022 - 11:52

4133 Reads

Last Update Jul 5, 2022 - 12:10

Ungkap Kasus Penyalahgunaan BBM Bersubsidi, Polres Bogor Amankan Dua Orang Pelaku — Kapolres Bogor AKBP Dr. Iman Imanuddin (tengah) didampingi Kasubag Humas AKP Ita Puspita Lena (kiri) dan Kasat Reskrim AKP Siswo D.C.Tarigan (kanan) saat konferensi pers pengungkapan kasus penyalahgunaan BBM Jenis Solar bersubsidi, Selasa 5 Juli 2022 di Mapolres Bogor. [Dok. Humas]

Smallest Font

Largest Font

BOGOR | LIPUTAN12 – Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Bogor berhasil mengungkap kasus tindak pidana penyalahgunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar bersubsidi di wilayah Kabupaten Bogor.

Dari pengungkapan tersebut, dua orang tersangka masing-masing berinisial AAZ (22) tahun dan AAL (19) tahun, berhasil diamankan.

Kapolres Bogor AKBP Dr. Iman Imanuddin dalam keterangannya mengatakan, pengungkapan berawal dari kecurigaan masyarakat terhadap mobil boks yang membeli BBM Solar bersubsidi.

Mendapat laporan tersebut, lanjut Kapolres, anggota langsung menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Dari pemeriksaan terhadap kendaraan truk boks tersebut kita temukan tandon penyimpan BBM Solar dari SPBU. Dari situlah, anggota langsung mengamankan kedua pelaku untuk menjalani proses penyidikan lebih lanjut.

“Dari pemeriksaan sementara, keduanya telah melakukan penyalahgunaan BBM Solar bersubsidi selama 1 tahun. Di mana solar yang mereka beli dari beberapa SPBU tersebut dijual oleh para pelaku untuk proyek di wilayah Cikarang, Bekasi,” ungkap AKBP Iman Imanuddin saat konferensi pers dengan awak media di Mako Polres Bogor, Selasa (5/7/2022).

Kapolres Bogor menjelaskan, dari tangan pelaku berhasil kita amankan barang bukti berupa uang tunai Rp10 Juta dan dua unit tempat penyimpanan solar bersubsidi dalam mobil boks dengan masing-masing kapasitas 1.000 liter, yang terisi kurang lebih 400 liter solar.

“Pengakuan dari para tersangka ini, mereka membeli solar dengan harga Rp 5.500 dan dijual kembali seharga Rp 6.500 perliter. Jadi, kurang lebih ngambil keuntungan Rp 1.000 hingga Rp 1.350 perliternya,” jelas AKBP Iman.

“Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 55 dan atau Pasal 53 Jo pasal 23 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara dan denda maksimal Rp 60 miliar,” tutupnya.