Tradisi Pembagian Bongsang, Selalu Hiasi Perayaan Maulid Nabi di Kawasan Puncak

Tradisi Pembagian Bongsang, Selalu Hiasi Perayaan Maulid Nabi di Kawasan Puncak

Smallest Font
Largest Font

LIPUTAN12.ID|BOGOR – Pada tahun Hijriah tepatnya memasuki bulan Rabiul Awal masyarakat Indonesia bahkan seluruh Dunia selalu merayakan Maulid Nabi sebagai bentuk kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW, biasanya disetiap sudut wilayah pada bulan tersebut masyarakat selalu menggelar acara keagamaan baik berbentuk tabligh akbar ataupun acara yang sering disebut dengan istilah Muludan.

Salah satunya seperti yang terlihat di Kampung Karamat RT 01/01, Desa Cipayung Datar, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor di mana masyarakat dikampung tersebut menggelar acara Muludan pada Rabu kemarin (27/11/2019).

Melirik khususnya dikawasan puncak penggunaan bongsang yang terbuat dari bambu selalu menghiasi perayaan Maulid Nabi, yang peruntukannya sebagai alas makanan untuk diberikan kepada warga yang menghadiri acara tersebut.

“Ya kalau kami masyarakat kampung Karamat, Desa Cipayung disini, setiap tahunnya masih menjaga tradisi, rata-rata masih menggunakan bongsang untuk membungkus makanan bagi warga yang hadir pada perayaan Maulid Nabi (Muludan) atau pun Rajaban” ujar salah satu warga kampung tersebut Hj.Esih Kepada Liputan12.Id

Walaupun memang, kata Hj.Esih, sebagaian warga ada yang juga menggunakan besek ataupun steropom untuk membungkus makan. Akan tetapai kebanyakan masih menggunakan bongsang disetiap tahunnya,” ucapnya.

Dia juga menjelaskan bahwa acara Muludan yang digelar rutin tiap tahunnya diikuti ratusan warga, baik warga sekitar, warga tentangga kampung dan bahkan dari warga luar kecamatan.

“Ada anak-anak, Bapak-bapak, dan Ibu-Ibu juga, Alhamdulillah biasanya yang hadir ratusan dan warga disini gotong royong membuat makanan yang di bungkus bongsang untuk dikasih kepada jemaah yang mengikuti acara,” katanya.

Cara ini, lanjutnya, bertujuan untuk terus membangkitkan kecintaan kepada Baginda Nabi Muham­mad SAW dan meningkatkan ukhuwah Islamiyah di antara sesama.

Hj.Esih juga menjelaskan dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ini merupakan suatu wujud ungkapan rasa syukur kita dan kegembiraan serta penghormatan kepada Rasulallah SAW.

“Karena atas jasa Rasulullah SAW yang begitu besar, ajaran Islam sampai kepada kita,” ucapnya.

Dia juga menerangkan selain sebagai ekspresi rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW, substansi dari peringatan Maulid Nabi adalah mengukuhkan komitmen loyalistas kepada Rasulullah SAW.

“Salah satunya dengan merayakan Maulid Nabi, hikmahnya mendorong kita untuk selalu membaca shalawat, dan shalawat itu diperintahkan oleh Allah SWT. Dan tentunya masih banyak lagi hikmah yang kita bisa dapat dari perayaan Maulid Nabi ini,” jelasnya.

Sementara itu, Ustadz Badru sebagai salah satu tamu undangan acara tersebut yang berasal dari Kecamatan Cigudeg mengatakan memang di wilayah sini khusunya di Cipayung umumnya di kawasan puncak ketika menggelar acara Muludan atau Rajaban masyarakat rata-rata masih menggunakan bongsang sebagai buah tangan bagi jamaah yang hadir.

“Dan itu bagus menjaga tradisi. Kalau diwilayahnya saya Cigudeg, gak da bongsang, karena gak da yang jualannya juga, kalau perayaan acara seperti ini menggunakannya besek,” ujarnya.

Ustadz Badru mengaku dirinya pernah tinggal lama bertahun-tahun di wilayah puncak, menurutnya, memang beda wilayah beda kebiasaan atau tradisi

“Karena saya dulu pernah tinggal lama di daerah sini dan sering menghadiri undangan muludan, kurang lebih mungkin masyarakat yang masih menggunakan bongsang sebagai alas makanan acara Muludan dah Rajaban, yaitu dari daerah Gadog sampai Tugu,” tuturnya.

“Atau mungkin juga masih banyak di daerah yang lain menggunakan bongsang, namun saya kurang tahu,” sambungnya.

Akan tetapi semua itu, lanjut Ustadz Badru yang paling penting tujuan utamanya yaitu memperingati hari kelahiran Baginda Nabi kita tercinta semua, yaitu Nabi Muhammad SAW.

“Sebagai umatnya ini menjadi keharusan agar kita senantiasa berbahagia atas kelahiran Nabi Muhammad SAW dan juga terus belajar meneladani akhlaknya, salah satunya yaitu dengan menggelar acara Muludan ini,” ucapnya.

Reporter: Apih

Editors Team
Daisy Floren