Tajamara Jadi Pusat Ekonomi Baru Bagi PKL di Sumenep, Bupati Cak Fauzi Banjir Pujian
SUMENEP - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep terus meningkatkan geliat ekonomi melalui pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Setiap hari masyarakat Sumenep diberikan kesempatan untuk berjualan di areal taman Tajamara di Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep, yang kini lebih produktif. Sebab, Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo menjadikan taman itu sebagai pusat perekonomian baru. Pihaknya merelokasi sejumlah pedagang kaki lima (PKL) ke taman tersebut.
Pemindahan pedagang dan pemanfaatan taman berdampak pada banyak hal. Salah satunya, jalan umum di sekitar Tajamara lebih bersih dan arus lalu lintas berjalan lancar. Kemudian, para PKL juga sudah memiliki tempat yang tepat untuk berjualan.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo SH. MH mengatakan, pihaknya sengaja merelokasi PKL ke Tajamara. Keputusan tersebut tentu melalui banyak pertimbangan. Salah satunya berkenaan dengan kesejahteraan para pedagang.
Selama ini, mereka (Para PKL_red) yang berjualan di pinggir jalan seakan tidak memiliki tempat layak untuk mencari rezeki.
”Saya terus berpikir bagaimana PKL ini mendapatkan tempat yang layak untuk berjualan,” Kata Bupati Cak Fauzi.
Saat ini mereka sudah memiliki tempat yang nyaman untuk berjualan. Sebab, pengunjung Tajamara bisa sekalian membeli jajanan PKL sembari nongkrong. Dengan demikian, pendapatan pedagang akan lebih meningkat.
”Harapan saya bagaimana omzet para PKL ini bisa membaik. Termasuk agar mereka bisa berjualan lebih nyaman,” Harapnya.
Sementara itu, Salah seorang PKL Tajamara, Rendi mengaku Senang sejak di relokasi ke tempat saat ini pendapatan atau omzet berjualan lebih meningkat. Sehingga ia menyampaikan berterimakasih kepada Bupati Fauzi.
“Alhamdulillah, disini lebih ramai pengunjung juga pembeli. Bahkan untuk pendapatan pun jauh lebih besar, terimakasih pak Bupati,” katanya.
Rendi merinci, sebelum direlokasi pendapatan setiap hari hanya sekitar Rp200 ribu.
"Saat ini pendapatan kami mencapai Rp 400 ribu perhari, terkadang lebih,” jelasnya.
Selain itu, inovasi Bupati Cak Fauzi juga mampu menekan beban yang harus dikeluarkan oleh PKL setiap bulan, seperti biaya sambungan listrik setiap bulan.
“Sebelum direlokasi kami harus bayar listrik Rp250 ribu setiap bulan, pasca direlokasi kami hanya bayar Rp120 per bulan,”Tandasnya.