Pengacara Cowboy Enggan Ngaku Habib Meski Dirinya Keturunan Langsung Nabi Muhammad SAW
LIPUTAN12 – Akhir kahir ini banyak perdebatan tentang gelar habib bagi pemuka agama dari keturunan timur tengah. Banyaknya bermunculan keturunan timur tengah yang mengaku sebagai habib atau cucu langsung dari Nabi Muhammad SAW menjadi gelar yang kontroversial di tengah masyarakat.
Banyaknya perdebatan tentang gelar habib di tengah masyarakat ini membuat bimbang dan menjadi kabar yang selalu viral. Keviralan kabar ini menjadi semakin viral ketika adanya beberapa alim ulama dan masyarakat yang dianggap habib oleh masyarakat lain yang diamankan polisi karena diduga melanggar hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Peristiwa ini mengundang perhatian seorang aktifis yang berdarah biru, dialah M. Firdaus Oiwobo, S.H., alias Pengacara cowboy.
Firdaus adalah cucu langsung dari Sultan Ismail Muhammad Syah seorang sultan dari Bima, Nusatenggara Barat. Firdaus yang lahir dari pasangan almarhum Drs. H. Chaerul Abdul Kadir HM S.IP dan Dra.Hj. Sarinah Sa amin, S.Pd.
Almarhum Drs H Chaerul Abdul Kadir HM S.IP terlahir dari seorang kakek yang bernama Kyai Tabrin Al Baseban yang berasal dari hadramout timur tengah ini diketahui sebagai cucu dari Nabi Muhammad SAW langsung. Kyai Tabrin Baseban adalah anak dari panglima perang kesultanan Bima yang bernama Ompu Sulaeman Baseban atau Ompu Sulu.
Sementara Drs Hj Sarinah Sa amin S.Pd adalah cicit dari Sultan Ismail Syah seorang sultan dari Bima Nusatenggara Barat dari anaknya nomer tiga yang bernama Ina Viva. Sementara Ina Viva melahirkan Ompu Abdulah, dan Ompu Abdullah mempunyai anak bernama H sa amin dan mempunyai anak perempuan bernama Dra. Hj. Sarinah Sa amin, S.Pd dan Dra. Hj. Sarinah sa amin, S.Pd melahirkan anak pertama yang bernama M. Firdaus Oiwobo, S.H., atau yang dikenal sebagai pengacara cowboy.
Dikutip dari laman intelmedia.co, M. Firdaus atau yang akrab dengan panggilan pengacara cowboy ini ketika diminta keterangan terkait hal tersebut di atas, dia mengungkapkan bahwa siapapun itu, mereka adalah makhluk Allah SWT yang perlu dan diwajibkan saling menebarkan kasih sayang. Namun, jika mereka menebarkan kejahatan di muka bumi ini walaupun gelarnya habib sekalipun, maka semua akan dihitung di yaumil mahsyar walau sebesar biji zarrah sekalipun dan mereka yang gelar habib ini jauh lebih besar tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT ketimbang orang biasa.
Menurutnya, gelar Habib haruslah disesuaikan dengan prilaku Nabi Muhammad SAW, walaupun keturunan nabi tidak boleh sebenarnya dizalimi apalagi dihukum.
“Saya hanya mampu istigfar ketika saudara saya zuriat Rasulullah SAW dizalimi apalagi saling menzalimi, karna leluhur kami Nabi Muhammad SAW selalu mengajarkan tentang islam. Lantas apa itu islam yang sebenarnya? islam adalah kebaikan yang telah disempurnakan Oleh leluhur kami Nabi Muhammad SAW dengan syahadatnya. Maka jika ada umat manusia yang tidak baik, berarti mereka belum paham akan arti Islam itu sendiri, apalagi mereka yang mengaku habib,” Firdaus, Jumat (13/2/2021).
Firdaus mengatakan bahwa walaupun dirinya keturunan darah biru dan keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW, namun dirinya enggan dipanggil sultan apalagi habib, karena menurutnya sangat berat mengemban gelar tersebut.
“Untuk mengaku sebagai umat muslim saja sangat berat tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT. Apalagi mengaku Ustad, Kyai, Syech terlebih lagi mengaku Habib, karna kalau kita mengaku sebagai umat islam, maka kebaikannya harus sempurna dan benar,” tandasnya.
Selain berprofesi sebagai seorang pengacara papan atas, Firdaus kini sibuk dengan usaha restoran dan property yang baru dibangunnya.
Redaktur : Lekat Azadi
Copyright© liputan12 2021