SUMENEP – Bupati Sumenep bakal menyiapkan strategi khusus demi meningkatkan kunjungan wisatawan agar bisa mendongkrak ekonomi masyarakat.
Hal itu dilakukan, karena di Kota Keris sudah tersedia beragam destinasi wisata mulai dari wisata bahari, religi, kuliner, hingga budaya.
Strategi itu diluncurkan karena saat libur panjang, objek wisata akan dipenuhi wisatawan saat libur panjang, seperti libur Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah ini.
“Beberapa persiapan telah dilakukan, seperti peningkatan keamanan. Ini agar mereka yang berkunjung ke Sumenep semakin merasa aman dan nyaman,” kata Achmad Fauzi, Minggu (25/6/2023).
Ia pun berkomitmen, untuk pengelolaan objek pariwisata dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan, seperti pengelolaan sampah dan penyediaan sarana dan prasana wisata lainnya.
Lanjut Ia menyampaikan, untuk kelestarian objek wisata pihaknya memastikan fasilitas wisata bisa dimanfaatkan pengunjung.
Kemudian, strategi lain yang akan dilakukan yaitu memberikan kenyamanan kepada mereka yang datang dan berkunjung ke Sumenep.
Sebab, kata orang nomor satu di Sumenep itu, bahwa pengelolaan tempat wisata di Sumenep berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Meningkatnya kunjungan wisatawan membuat tingkat pengangguran terbuka menurun,” jelasnya.
Sementara itu, Ia menambahkan, berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep angka pengangguran terbuka periode Agustus 2022 menurun sebesar 1,36% dibandingkan 2 tahun sebelumnya yang berada di atas 2%, yakni 2021 2,31% dan 2020 mencapai 2,84%.
Ia mengklaim, pengelolaan wisata berbasis Pentahelix berhasil membuat Sumenep semakin maju dan berkembang. Dengan meningkatkan wisatawan, nilai investasi di Kabupaten Sumenep kian meningkat.
“Pada tahun 2020, jumlah wisatawan di Sumenep jumlahnya 168.775. Pada 2021, angkanya naik menjadi 248.158 dan pada 2022, yang datang ke Sumenep semakin tinggi, mencapai 1.057.434,” bebernya.
Lanjut Ia menuturkan, bahwa pengelolaan wisata berbasis pentahelix melibatkan seluruh elemen dan bisa diaplikasikan di Jawa Timur, seperti Bangkalan, Pamekasan, hingga Sampang.
Konsep serupa, kata Fauzi, juga bisa diterapkan wilayah lain, semisal Bahyuwangi, Probolinggo, dan Jember. Dengan konsep Pentahelix, Fauzi meyakini bisa semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur.
“Dengan konsep Pentahelix, maka pengelolaan dan pengembangan daerah bisa dipikul bersama, melibatkan banyak elemen, termasuk akademisi. Ini bisa ditiru daerah lain di Jawa Timur, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.