Pemerhati Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah Sebut Sosok Seorang Pemimpin Harus Memiliki 4 Kriteria Ini
BOGOR I LIPUTAN12 - Pemerhati Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah mengatakan bahwa secara umum sosok seorang pemimpin itu harus memiliki empat kriteria, di antaranya kriteria Integritas, Kapabilitas, Otoritas serta Caritas.
Menurutnya, empat kriteria tersebut merupakan wujud keutuhan prinsip moral dan etika seorang pemimpin dalam mengelola pemerintahan. Seorang pemimpin juga dituntut harus memiliki kemampuan dan pengaruh dalam menjalankan aktivitasnya, serta betul-betul bekerja melayani rakyat.
Hal itu disampaikan Trubus Rahardiansyah saat menjadi salah satu narasumber pada acara Diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Bogor Bersatu (FWBB) dengan tema “Kriteria Sosok Ideal Pemimpin Kabupaten Bogor” yang digelar di Rajawali Shooter Akademi, Jl. Bukit Hijau Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor pada Jumat, 12 Juli 2024.
Trubus Rahardiansyah memaparkan, kriteria Integritas merupakan wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara. Menurutnya, perspektif tokoh bangsa yang memiliki integritas yang tinggi adalah Mohammad Hatta atau yang kita kenal dengan sebutan Bung Hatta.
“Bagaimana seorang Bung Hatta mampu menyingkirkan egoisnya saat jadi pemimpin dan pada saat merasa tidak sejalan dan sepemikiran lagi, dan demi keutuhan Indonesia Dia (Bung Hatta-red) rela untuk mengundurkan diri,” ujar Trubus.
Kriteria Kedua, lanjut Trubus adalah Kapabilitas. Menurutnya, Kapabilitas merupakan kemampuan mengekploitasi sumber daya dalam diri maupun organisasi, serta potensi diri untuk menjalankan serangkaian aktivitas.
Dirinya menyebut, salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kapabilitas (kemampuan) adalah Franciscus Xaverius Seda atau lebih dikenal dengan Frans Seda.
“Kemampuan dan pengabdian Fran Seda kepada negara bukan hanya di satu masa, akan tetapi Frans Seda merupakan tokoh di 3 zaman, yakni zaman Orde lama, Orde baru dan zaman Reformasi. Hal itu tentunya sangat mempengaruhi kemajuan negara kita,” ungkap Trubus.
Kemudian yang ketiga, kata Trubus adalah Otoritas. Kriteria ini sendiri dalam konteks pemilihan kepala daerah ini harus orang yang memiliki pengaruh atau kekuasaan.
"Berarti hak untuk memerintah atau menentukan," ungkapnya.
Yang terakhir adalah Caritas, Trubus menyebut kriteria Caritas merupakan bahasa latin yang berarti cinta kasih (berbagai sumber-red), yaitu pemimpin yang betul-betul bekerja melayani rakyat.
Untuk tokoh bangsa yang memiliki sifat Caritas ini, Trubus menggambarkan sosok pemimpin Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
“Bagaimana Sri Sultan Hamengkubuwono IX benar-benar dicintai rakyatnya karena pengabdiannya dalam melayani masyarakat,” sebutnya.
Trubus menambahkan, terkait Pilkada 27 November mendatang, sosok pemimpin Kabupaten Bogor diharapkan memperhatikan Aglomerasi sebagai konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan. Mengingat, sekarang ini Jakarta bukan lagi sebagai ibu kota negara.
“Sekarang Kabupaten Bogor bukan daerah penyangga ibu kota negara, tentunya dibutuhkan sosok pemimpin yang dapat memberi warna baru demi kemajuan wilayahnya. Salah satu cara dengan mengembangkan/meningkatkan UMKM, sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Jadi, masyarakat tidak perlu bekerja ke luar daerah,” ucap Trubus di akhir materinya.
Sekedar diketahui, pada Diskusi Publik yang digelar oleh FWBB tersebut, selain Pemerhati Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah, juga menghadirkan narasumber lainnya seperti Praktisi Hukum Deolipa Yumara, Budayawan dan Sejarawan Kabupaten Bogor TB. AMF. Atma Wijaya serta Ketua PWI Kabupaten Bogor H. Subagiyo.
Acara yang dilaksanakan di Rajawali Shooter Akademi, Jl. Bukit Hijau Sentul, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor pada Jumat, 12 Juli 2024 ini, dipandu oleh Yusdiansyah selaku moderator yang juga merupakan Sekretaris FWBB.***