Mengintip Perjuangan Sosok Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Menjawab Panggilan Nurani di Tengah Kesenjangan

Mengintip Perjuangan Sosok Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Menjawab Panggilan Nurani di Tengah Kesenjangan

Smallest Font
Largest Font

BOGOR | LIPUTAN12 – Kampung Cioray dengan sejuta cerita menghiasi kehidupan masyarakat yang sulit terjangkau dari modernnya peradaban. Di sanalah tersimpan cerita yang bermotivasi tentang adanya seorang pahlawan tanpa jasa yang mendedikasikan dirinya demi hak anak-anak bangsa, demi kelangsungan dunia pendidikan di sebuah kampung yang terpencil di Kabupaten Bogor.

Awalnya Sukatma Atmaja merasa terpanggil hatinya melihat sulitnya masyarakat kampung Cioray, Desa Leuwikaret, Kecamatan Klapanunggal, untuk mengenyam pendidikan. Atas motivasi tersebutlah beliau akhirnya mendirikan sebuah Madrasah Ibtidaiyah agar sekolah agama yang beliau dirikan menjadi landasan dasar pendidikan anak-anak yang orang tuanya bernotabene sebagai petani di daerah yang terpencil dengan akses jalan yang sulit ditempuh.

Sekolah MI Hidayatul Islam, berlokasi di kampung Cioray, Desa Leuwikaret, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Karena hal tersebut hingga pada tahun 2009 beliau dengan bermodalkan tekad yang kuat mulai membangun sekolah dengan bangunan seadanya. Hari berganti dan tahun-tahun pun berlalu, hasil jerih payahnya membuahkan hasil, sekolah Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Islam kini sudah berstatus terakreditasi ‘B’ dan hak anak-anak bangsa terpenuhi di kampung Cioray, hingga mereka dapat membaca dan menulis. Sampai saat ini ada juga yang sampai jenjang kuliah di fakultas-fakultas besar yang berlokasi di dalam dan luar Kabupaten Bogor.

“Cita-cita saya ke depannya dapat mendirikan sekolah untuk jenjang selanjutnya, agar anak-anak di kampung ini tidak perlu jauh-jauh lagi melanjutkan ke MTS atau pun SMP yang lokasi terdekat berjarak sekitar kurang lebih 7 kiloan, dan harus memakai jasa ojek dengan biaya 20 ribu sampai 30 ribuan,” ucap Sukatma Atmaja, kepada wartawan, Sabtu (14/8/2021).

Masih kata dia, selain itu, besar harapan saya bilamana pemerintahan daerah dan pusat dapat memberikan perhatian dan dukungan kepada anak-anak bangsa yang tinggal di pedesaan.

“Sebab, mereka pun mempunyai hak yang sama sebagai putra daerah yang wajib mendapatkan pendidikan,” tuturnya.

Sementara, Ridwan Hidayat selaku ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Leuwikaret membenarkan bahwa Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Islam adalah satu-satunya sarana pendidikan yang ada di Kampung Cioray dengan sarana dan pra-sarana yang terbatas.

“Selain itu, ada juga beberapa sekolahan atau yayasan pendidikan di desa Leuwikaret yang sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari pemerintahan, dengan mirisnya kondisi gedung sekolah saat ini. Jika sarana sekolah lebih memadai, kemungkinan anak-anak murid pun akan lebih nyaman dan bersemangat dalam proses pembelajarannya,” tandasnya. **

Redaktur     : Lekat Azadi
Copyright ©2021 liputan12.id

Editors Team
Daisy Floren