Ikut Meriahkan HJB ke 542, 54 Paguyuban Sanggar Se-Bogor Tampilkan Ragam Kesenian Tari Tradisional

Ikut Meriahkan HJB ke 542, 54 Paguyuban Sanggar Se-Bogor Tampilkan Ragam Kesenian Tari Tradisional

Smallest Font
Largest Font

BOGOR | LIPUTAN12 - Dalam rangka memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke 542 Tahun, Pamong Budaya Bogor menggelar acara dengan tema 'Pengaruh Budaya Adat Tradisi Leluhur Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup' yang berlangsung di halaman Gedung Kesenian Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 8 Juni 2024.

Kegiatan tersebut dimeriahkan oleh 54 Paguyuban dari berbagai sanggar yang ada di Kabupaten Bogor yang menampilkan berbagai kesenian, mulai kesenian tari tradisional hingga diskusi Publik yang dihadiri oleh Rocky Grung, Ono Suroni dan Hilmar Farid sebagai pembicara.

Turut hadir Pj Bupati Bogor yang diwakili, Kapolres Bogor yang diwakili Kabagops, serta tamu undangan lainya.

Ketua Pamong Budaya Kabupaten Bogor Bambang Sumantri mengatakan, bahwa kegiatan ini sebagai bentuk cinta dari pada budayawan yang ikut serta memeriahkan agenda HJB ke 542 Tahun.

"Alhamdulillah agenda dari kami selaku para pecinta seni budaya yang ada di Kabupaten Bogor ini diikuti oleh 54 paguyuban sanggar yang ada di kabupaten Bogor," kata Bambang Sumantri.

Menurut Bambang Sumantri, acara yang bertema 'Pengaruh Budaya Adat Tradisi Leluhur Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup' adalah suatu yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.

"Kalau bicara lingkungan hidup, dari kacamata sisi budaya itu sangat erat sekali. Karena berkaitan dengan hajat hidup orang banyak," ungkapnya.

"Perjalanan mahluk hidup itu kan dari peradaban alam dan lingkungan. Jadi sangat besar pengaruhnya, mulai dari Etika, Norma, Adab. Kalau kita tidak mencintai lingkungan, lantas kita nanti mau hidup di mana," sambungnya.

Lebih lanjut, Bambang juga mengeluhkan atas kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten (pemkab) Bogor terhadap pelaku budaya di bumi tegar beriman.

"Hari Jadi Bogor ini seharusnya menjadi hajat bersama, bukan hajat pemerintah saja, seperti ada muspida, muspika, ormas, OKP, dan komunitas budaya," katanya.

"Ya seharusnya diberiakan ruang untuk mengapresiasi, supaya para seniman di kabupaten Bogor itu tetap hidup dan terus berkembang," tandas Bambang.

"Ya kita dari Pamong Budaya Modal Nekat tanpa adanya support dari pemda kabupaten Bogor. Dan Alhamdulillah bisa berjalan," pungkasnya.***

Editors Team
Daisy Floren