Direktur PKG-P3A Bogor: Isu Anak Belum Menjadi Konsentrasi Bersama

Direktur PKG-P3A Bogor: Isu Anak Belum Menjadi Konsentrasi Bersama

Smallest Font
Largest Font

LIPUTAN12.ID|BOGOR – Suksesi rekrutmen calon anggota atau komisioner Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor telah dimulai sejak bulan Februari 2020 lalu. Beberapa lembaga terkait, seperti Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AP2KB) dan lembaga non-pemerintah mendukung agenda pemilihan komisioner KPAD perdana di Kabupaten Bogor ini.

Imam Sunandar, Direktur Pusat Kajian Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PKG-P3A) Kabupaten Bogor, menyampaikan apresiasinya terkait penyelenggaraan tahapan pencalonan KPAD Kabupaten Bogor.

“Dirinya sebagai orang yang berkecimpung pada hal-hal yang berkaitan dengan perempuan dan anak, mendukung secara penuh terlaksananya rekrutmen calon anggota KPAD yang pertama diadakan di Kabupaten Bogor,” ujar Imam kepada wartawan, Selasa (10/3) di Cibinong.

Ia menjelaskan bahwa, berbagai persoalan dan masalah yang berhubungan dengan anak merupakan hal yang sangat penting untuk dibahas dan dikaji secara serius oleh semua pihak. Hadirnya Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kabupaten Bogor akan sangat membantu dalam memfasilitasi ruang diskusi public terkait dengan isu dan permasalahan anak sampai pada titik solusinya.

“Saat ini, isu tentang anak khususnya di Kabupaten Bogor, nampaknya belum memiliki urgensi kajian yang mendalam. Padahal kalau dilihat dari berbagai kasus yang terjadi, dimana anak menjadi korban, tidak bisa dianggap sederhana sama sekali” tutur Imam Sunandar.

Dia juga mengaitkan persoalan anak yang hari ini menjadi trending topic yakni tentang perilaku psikopat seorang anak SMP yang tega membunuh bocah 6 tahun. Yang menarik, anak SMP (pelaku) yang berinisial NF, seperti dikutip dari tribunnews.com pada Minggu (8/03), telah ditemukan barang bukti berupa gambar yang memperlihatkan sisi psikopat NF.

“Kekhawatiran yang saya resahkan adalah tentang karakteristik dan pola pikir anak yang sebenarnya sangat berhubungan erat dengan lingkungan paling dekatnya yakni keluarga dan lingkungan di luar keluarganya yang memberi dampak yang boleh jadi baik, namun bisa juga sebaliknya,” kata Imam.

Imam juga mengatakan, dirinya merasa perlu untuk mengawal dan memantau suksesi rekrutmen KPAD yang pertama diadakan di Kabupaten Bogor, karena menurutnya, panitia atau tim seleksi KPAD Kabupaten Bogor harus mengedepankan sikap profesional dan objektif dalam proses seleksi calon anggota KPAD.

“Tahapan seleksi tersebut akan menjadi salah satu alat ukur dalam melihat kualitas dari masing masing calon anggota KPAD yang telah mendaftarkan diri,” tandasnya.

Berdasarkan hasil pengumuman yang disampaikan pada hari Senin (9/3) oleh panitia dan tim seleksi calon anggota KPAD Kabupaten Bogor, terjaring 27 orang yang dinyatakan lulus seleksi administrasi.

Imam berharap Tim Seleksi tidak hanya profesional dalam tahapan seleksi administrasi saja, tapi berkomitmen memperlihatkan profesionalismenya pada seluruh tahapan seperti tes tulis, psikotes, uji publik, hingga tahapan wawancara. ***

Redaksi

Editors Team
Daisy Floren