Diikuti 142 Peserta, Disdik Sumenep Gelar Kegiatan Bimtek Sekolah Responsif Gender

Diikuti 142 Peserta, Disdik Sumenep Gelar Kegiatan Bimtek Sekolah Responsif Gender

Smallest Font
Largest Font

SUMENEP I LIPUTAN12 - Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur menggelar kegiatan Bimbingan teknis Sekolah Responsif Gender (Sekolah Aman dan Supportif Bagi Anak).

Kegiatan tersebut berlangsung di lantai III Hotel Azmi Sumenep, Dengan diikuti 142 peserta yang terdiri dari koordinator pengawas sekolah Ketua K3S SD Negeri Kabupaten, Ketua MKKS SMP Negeri, Ketua IGTKI Kabupaten, Kepala Sekolah dan guru jenjang PAUD-SMP

Untuk duketahui, sebanyak 5 narasumber yang dihadirkan pada kegiatan ini Di antaranya, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo, selaku Pelopor Sekolah Responsif Gender, Septi Herliana Dwi Waluyanti, Penelaah Teknis Kebijakan Pada Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, Adri Budi Sulistyo, Provinsial Manager Inovasi Jawa Timur, Joan Wicitra, Lead Of Gander dan Child Protection Inovasi serta Tim Inovasi Jawa Timur dan Focal Poin Sekolah Responsif Gender.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep Agus Dwi Saputra mengatakan, penyelenggaraan sekolah ini mampu menghapus segala bentuk diskriminasi, stigmatisasi, subordinasi, beban ganda, dan segala bentuk kekerasan terhadap guru dan peserta didik.

“Selain itu terintegrasikannya nilai-nilai dan prinsip kesetaraan gender dalam pendidikan dan pembelajaran,” terangnya.

Agus menegaskan bahwa, kegiatan tersebut bertujuan mengurangi adanya bullying terhadap anak-anak di sekolah.

“Dengan metode ini kita menginisiasi agar tidak ada bullying terhadap anak di sekolah,” Jelasnya.

Sementara Bimtek tersebut, Kata Agus sebenarnya adalah tindak lanjut dari program Sekolah Ramah Anak yang telah digagas sebelumnya.

Sementara itu, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo yang diwakili Asisten Administrasi Umum Setdakab Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya mengatakan gerakan sekolah responsif gender ini merupakan salah satu gerakan untuk memastikan bahwa penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan secara inklusif, adil serta dapat mengakomodir kebutuhan murid.

“Baik itu kebutuhan murid laki-laki maupun perempuan sebagai langkah dasar untuk melahirkan kesadaran pentingnya kesetaraan gender,” ungkapnya.

Sementara upaya untuk memaksimalkan kesadaran kesetaraan gender pada satuan pendidikan, Kata Ferdiansyah dibutuhkan terobosan program yang inovatif berupa gerakan sekolah responsif gender.

“Hal ini diharapkan mampu menjadi laboratorium budaya yang mempunyai peran dalam menyiapkan insan Indonesia cerdas memalui pola-pola relasi sosial yang saling mendukung dan menguntungkan,” ujarnya.

Kendati demikian, pemerintah daerah mendukung gerakan sekolah responsif gender sebagai upaya peningkatan pengarusutamaan gender di Kabupaten Sumenep.

“Dukungan tersebut diwujudkan sebagai salah satu program unggulan yang tertuang dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumenep tahun 2021 -2026.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren