Di Penghujung Ramadhan, DKM Al Ikhlas Nanggerang Gelar Pengajian dan Bukber

Di Penghujung Ramadhan, DKM Al Ikhlas Nanggerang Gelar Pengajian dan Bukber

Smallest Font
Largest Font

BOGOR | LIPUTAN12 – Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Ikhlas Grande Asri Residence Nanggerang Tajurhalang Kabupaten Bogor menggelar doa bersama dan pengajian rutin mingguan sekaligus buka puasa bersama.

Namun kali ini agak berbeda dari biasanya karena diisi oleh penceramah yang sedang viral di media sosial (medsos) saat ini, yaitu Ustadz Yahya Edward Hendrawan atau yang lebih dikenal Ustadz Abunawas.

Ustadz Yahya Edward Hendrawan (39) tahun, selalu mendandani dirinya menjadi badut untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada murid-muridnya.

Ia mendapatkan inspirasi dari gurunya bahwa berdakwah atau mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak itu banyak caranya. Intinya, harus membuat mereka senang.

“Jika anak-anak sudah senang pasti akan mau belajar. Mereka bahkan akan datang sendiri. Mereka paham atau tidak tentang apa yang kita ajarkan, itu lain hal,” kata Ustadz Yahya saat ditemui di rumahnya di Jl Bintang, Sudimara Pinang, Tangerang, Banten, baru-baru ini.

Om Badut, biasa ia dipanggil, telah menjalani profesi ini selama satu dekade lebih. Awalnya, Ia kerap mendapat ejekan dan penolakan dari lingkungan sekitar. Namun, ia tetap memilih untuk bertahan dan menjalani amanat dari gurunya.

“Guru saya memberi pesan dan ‘menugaskan’ saya untuk menjadi Abunawas modern,” katanya.

Namun, ia menyadari bahwa dirinya bukan Abunawas. Ia tidak memiliki kecerdasan yang sama dengan Abunawas dan tidak hidup di Negeri 1001 Malam. Maka, ia belajar menjadi badut sekaligus cara memberikan hiburan.

Ustadz Yahya sadar bahwa ia harus beradaptasi dengan lingkungan anak-anak tempatnya mengajar. Setiap hari, ustadz Yahya mengajar di Yayasan Panti Asuhan Darussalam An’nur. Namun, setiap Jumat, ia fokus mengajar literasi dan mengaji di rumah untuk anak-anak di lingkungan rumahnya.

Ia merasa hal ini penting untuk dilakukan karena anak-anak butuh pendidikan soal akhlak dan sopan santun seperti cara bertingkah laku dan berbicara dengan orang tua, berawal dari lingkungan terdekatnya.

Ustadz Yahya juga mengajak teman badut lain untuk datang ke rumahnya supaya hiburan yang diberikan tidak monoton. Selain mengajar, ia juga membentuk gerakan “donasi buku anti mubazir” yang menerima buku bekas layak baca, sehingga anak-anak bisa juga membaca di rumahnya dengan gratis.

“Insyaallah, saya bukan tidak mau menjadi yang terbaik tetapi saya lebih ingin selalu bisa berbuat baik. Hidup di dunia ini sebentar jadi harus berkesan dan memberi manfaat bagi orang banyak,” katanya.

Ketua DKM Al Ikhlas, Tokoh warga, tokoh ulama setempat, warga perumahan dan anak anak yang memang difokuskan hadir dalam kegiatan pengajian rutin ini

Kegiatan doa bersama dan pengajian ini diawali dengan pembacaan sholawat oleh anak anak pengajian al ikhlas yang dilantunkan Arfa dan adrian, kemudian dilanjutkan ceramah oleh ustadzYahya.

Acara diakhiri dengan buka puasa bersama di mana seluruh konsumsi disediakan oleh para donatur warga grande Asri Residence.

Redaktur     : Lekat Azadi
Copyright© 2021 liputan12.id

Editors Team
Daisy Floren