CBA: KPK Terancam Su’ul Khotimah Bersama Berakhirnya Kepemimpinan Joko Widodo

CBA: KPK Terancam Su’ul Khotimah Bersama Berakhirnya Kepemimpinan Joko Widodo

Smallest Font
Largest Font

JAKARTA | LIPUTAN12 – Center for Budget Analysis (CBA) sangat prihatin dengan kondisi lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini. Mulai dari kasus Firli Bahuri sampai yang terbaru kasus pungutan liar (Pungli) di rumah tahanan atau Rutan KPK.

Menurut Koordinator CBA Jajang Nurjaman, kasus pungli di Rutan KPK menciptakan ketidakpercayaan terhadap lembaga yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberantas korupsi.

“Keterlibatan 93 pegawai KPK menunjukkan adanya kelemahan sistem pengawasan internal,” kata Jajang Nurjaman dalam rilis tertulisnya, Senin, 22 Januari 2024.

Dikatakan Jajang, fakta bahwa pemberi pungli memberikan fasilitas kepada tahanan, seperti memesan makanan dan menggunakan handphone, merusak integritas lembaga.

“Hal ini menciptakan narasi bahwa keadilan dapat dibeli di dalam lembaga yang seharusnya menegakkan keadilan,” kata Jajang.

Jajang menjelaskan, tarif pungli yang mencakup pengisian daya ponsel hingga memasukkan ponsel ke dalam rutan menjadi cerminan korupsi yang meresap pada tingkat yang mengkhawatirkan.

“Praktik semacam ini memperlihatkan bahwa bahkan di lembaga anti-korupsi pun, prinsip-prinsip moral bisa dikesampingkan,” kata dia.

Sementara, lanjut Jajang, Estimasi nilai pungli yang meningkat dari Rp 4 miliar menjadi Rp 6,1 miliar menunjukkan tingginya tingkat korupsi di dalam KPK, memicu kekhawatiran terhadap efektivitas lembaga tersebut dalam memerangi korupsi.

“Pentingnya melakukan reformasi internal dan perbaikan sistem pengawasan menjadi jelas, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan, dan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga penegak hukum yang seharusnya bersih dari korupsi,” katanya.

CBA meminta presiden Joko Widodo (Jokowi) agar melakukan langkah konkret. Idealnya permasalahan KPK diselesaikan sendiri oleh Jokowi, tidak perlu menunggu presiden pemerintahan baru.

“Jangan sampai sejarah mencatat, lembaga yang menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi negara kita, su’ul khotimah berbarengan dengan berakhirnya kepemimpinan Presiden Jokowi,” tutupnya.***

Editors Team
Daisy Floren