Aksi Demo di Depan Kantor Bupati, FKJN Tuntut Pemkab Bogor Bangun Kembali Pendopo Kewedanaan Jasinga
BOGOR I LIPUTAN12 - Puluhan massa dari Forum Komunikasi Jasinga Ngahiji (FKJN) mengadakan aksi demo di depan Kantor Bupati Kabupaten Bogor pada Senin, 9 September 2024.
Dalam aksinya, massa menyuarakan sejumlah tuntutan yang mencerminkan kepentingan masyarakat Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor yang mengedepankan isu-isu penting mulai dari pelestarian sejarah, kepedulian lingkungan, hingga kebutuhan ruang kreatif bagi generasi muda.
Pelestarian Sejarah dan Budaya: Tanggung Jawab Bersama
Koordinator aksi, Radien dalam orasinya menekankan bahwa menjaga sejarah dan budaya adalah kewajiban bersama yang selaras dengan ajaran Fardhu Kifayah sebagaimana yang diajarkan oleh Rois Surya PBNU Kabupaten Bogor K.H. Bundari Abbas.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor perlu segera membangun kembali Pendopo Kewedanaan Jasinga yang memiliki nilai sejarah penting bagi masyarakat setempat.
"Tuntutan kami jelas, yaitu agar sejarah Kewedanaan Kecamatan Jasinga dicatat secara lengkap dari masa pra-kemerdekaan hingga pasca-kemerdekaan. Ini bukan hanya soal bangunan fisik, tetapi juga tentang melestarikan warisan budaya dan sejarah sebagai bagian dari kewajiban kita sebagai umat," ujar Radien.
Masalah Lingkungan: Sampah dan Keimanan
Selain soal sejarah, FKJN juga menyuarakan keresahan terkait kondisi lingkungan di Jasinga, terutama permasalahan sampah yang semakin memburuk. Mereka menuntut Pemkab Bogor untuk segera mengambil langkah konkret dalam menangani permasalahan tersebut.
"Jika kebersihan adalah sebagian dari iman, maka masalah sampah yang terus terjadi ini patut dipertanyakan. Kami ingin pemerintah daerah lebih serius dalam mengatasi persoalan lingkungan di sini," tegas Radien.
Ruang Ekspresi untuk Generasi Muda
FKJN juga mengangkat isu minimnya ruang publik yang bisa digunakan oleh komunitas-komunitas muda di Jasinga. Radien menyoroti bahwa banyak ruang publik yang seharusnya menjadi tempat kreativitas anak muda malah dialihfungsikan untuk kepentingan pribadi oleh oknum-oknum tertentu.
"Kecamatan Jasinga sebenarnya punya potensi besar sebagai ruang ekspresi bagi anak muda. Kami menuntut Pemkab Bogor untuk memberikan lebih banyak kesempatan dan fasilitas bagi generasi muda, seperti pemanfaatan taman tematik dan area GOR Jasinga," jelasnya.
Menurut Radien, fasilitas-fasilitas publik ini seharusnya bisa menjadi wadah untuk mengembangkan bakat dan kreativitas anak muda Jasinga, bukan justru menjadi ajang komersialisasi yang hanya menguntungkan segelintir pihak.
"Kami berharap Pemkab Bogor segera merespons tuntutan ini. Masa depan Kecamatan Jasinga sangat bergantung pada bagaimana kita menjaga sejarah, memperbaiki lingkungan, dan mengembangkan potensi generasi mudanya," tegasnya dengan nada lantang.
Aksi damai FKJN ini menjadi cerminan bagaimana masyarakat Jasinga bersatu untuk memperjuangkan warisan budaya, kelestarian alam, dan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerusnya.***