3 Kades Uraikan Keberhasilan dan Kendala Menjalankan Program Pancakarsa di Tingkat Desa
BOGOR | LIPUTAN12 – Setelah sukses di acara perdana yang digelar Jumat (11/6) minggu lalu, ‘Ngariung Pancakarsa’ yang diadakan oleh Kelompok kerja (Pokja) Wartawan Kabupaten Bogor terus bergulir dan menjadi agenda kegiatan yang akan terus dilaksanakan secara rutin.
Kali ini, Ngariung Pancakarsa yang digelar di Sekretariat Pokja Wartawan Kabupaten Bogor, Jl. Bersih No.1 komplek Gedung PUSDAI Cibinong, Selasa (15/6/2021), menghadirkan Kepala desa (Kades) Tugu Jaya, Kades Serogol, dan Kades Cisalada Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor sebagai Narasumber.
Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Ketua Pokja Wartawan Kabupaten Bogor berharap para Kades yang hadir sebagai narasumber, agar menyampaikan sejujur-jujurnya tentang program Pancakarsa tingkat desa yang telah dilakukan baik itu kendalanya maupun keberhasilan dari pelaksanaan program Pancakarsa di desanya masing-masing.
“Kami (Pokja Wartawan-red) minta para kades untuk transparan menyampaikan sejauh mana dalam mengimplementasikan program Pancakarsa di desa nya, baik itu menyangkut keberhasilan maupun kendala-kendala yang dihadapi,” harap Em Liswandi.
“Sebab, lanjut Em Liswandi, jika yang disampaikan sesuai dengan kenyataan di lapangan, tentu akan menjadi bahan evaluasi supaya Pancakarsa yang dilaksanakan sejalan dengan harapan Bupati Ade Yasin dan Wakil Bupati Iwan Setiawan,” imbuhnya.
Kades Srogol Asep Irwan Kuswara, yang menjadi narasumber pertama di Ngariung Pancakarsa, dalam pemaparannya mengatakan bahwa, di desa nya masih banyak program Pancakarsa yang belum terealisasi.
Ia menjelaskan, Karsa Bogor Membangun, yakni terkait status tanah kepemilikan Kantor Desa yang masih terkendala dalam pengurusan sertifikat tanahnya. Ada lagi terkait Paud Mawar 1 dan Mawar 2 yang kondisi bangunannya sangat memprihatinkan.
Kemudian Karsa Bogor Sehat, di mana Posyandu desa saat ini masih numpang di rumah para RT. Dan Karsa Bogor Maju, kalau tidak ada fasilitas yang dibangun di desa susah untuk maju.
“Sedangkan Karsa Bogor Berkeadaban, banyak bangunan Pondok Pesantren, untuk SPN jalannya masih numpang dari desa Srogol,” jelasnya.
Sementara, Kades Tugu Jaya M. Rifki Abdillah menyampaikan bahwa menurut data yang diperoleh dari kecamatan, desa Tugu Jaya yang memiliki luas 505 Ha, dan merupakan desa terluas di kecamatan Cigombong dengan jumlah penduduk 15.178 jiwa.
Dijelaskannya, program Pancakarsa yang dijalankan meliputi Karsa Bogor Cerdas, di mana desa Tugu Jaya memiliki 12 bangunan Paud, 8 SD, 5 SMP, terdapat 15 Posyandu, dan setiap RW mendapatkan 1 mobil siaga, jumlah RW ada 11 RW.
Untuk Karsa Bogor Maju, pelayanan di desa mengangkat tenaga muda semua agar energik, dan insentif untuk Rt dan Rw ada penambahan yang diambil dari uang Kas Desa.
Kemudian Karsa Bogor Membangun, desa mendapat kucuran dana Samisade sebesar Rp.600 juta.Terkadang praktek di bawah tidak sesuai dengan diharapkan karena sering terjadi ada pembangunan tanpa koordinasi ke pihak desa, sering terjadi meninggalkan permasalahan setelah selesai pembangunan.
“Desa Tugu Jaya juga memiliki lokasi tanah garapan seluas 136 Ha, sangat indah intuk dikembangkan lokasi pariwisata,” ungkap Rifki Abdillah.
“Sementara Karsa Bogor Berkeadaban, pihak Desa mengadakan pengajian keliling. Di desa memiliki guru ngaji yang mencapai 200 orang lebih,” papar Kades Tugu Jaya.
Narasumber ketiga, yakni Kades Cisalada Muhammad Datul Kahfi, dalam pemaparannya menyampaikan kalau daerah Cigombong termasuk wilayah mawasan ekonomi khusus (KEK), proyek ini akan berdampak terhadap sosial dan dudaya di masyarakat setempat.
“Dengan luas 200 Ha, dan jumlah penduduk sebanyak 7000 jiwa, terdiri dari 2.100 KK, Desa Tugu Jaya memiliki 70 persen daerah persawahan yang sangat mendesak untuk dibangun saluran irigasi,” papar Muhammad Datul Kahfi.
“Kemudian di sebelah Selatan pada umumnya memerlukan sekolah Perguruan Tinggi, dan akan berkolaborasi dengan bidang pendidikan sebaga persujudan Karsa Bogor Cerdas,” jelas Kades.
Muhammad Datul Kahfi juga menjelaskan terkait Program Samisade, Desa Cisalada mendapat dana sebesar Rp.690 juta, yang akan diperuntukan untuk pembangunan jalan baru yang akan dibuka sepanjang 600 meter.
“Kehidupan masyarakat, sebagian bertani dan budi daya kembang hias yang pemasarannya untuk diexport,” kata Kades Cisalada.
Redaktur : Lekat Azadi
Copyright ©2021 liputan12.id